Kamis, 29 Desember 2011

nuzululQuran

PENDAHULUAN
Al-Qur’an adalah kalamullah, firman Allah swt, bukanlah kata-kata manusia. Bukan pula kata-kata jin, syaithan atau malaikat. Ia sama sekali bukan berasal dari pikiran makhluk, bukan syair, bukan sihir, bukan pula produk pemikiran filsafat manusia. Hal ini ditegaskan oleh Allah ta’ala dalam Al-Qur’an surat An-Najm ayat 3-  
“…dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)…”
Ungkapan bahwa Rasulullah SAW menerima al-Qur’an yang diturunkan kepadanya itu mengesankan suatu kekuatan yang dipegang seseorang dalam menggambarkan segala yang turun dari tempat yang lebih tinggi. Hal itu karena tingginya kedudukan Qur’an dan agungnya ajaran-ajarannya yang dapat menata perjalanan hidup manusia yang berliku-liku, menghubungkan langit dengan bumi dan dunia dengan akhirat.
Makalah ini akan membahas tentang “Nuzulul Qur’an” yang meliputi: definisi, cara penurunan, masa diturunkannya al-Qur’an serta hikmah yang terkandung dibalik penurunan al-Qur’an yang diperoleh dari studi perpustakaan.
 وإليكم بحث هذه المقالة...










PEMBAHASAN
NUZULUL QUR’AN

A.    DEFINISI
1.      Nuzul
Dalam kamus al-Munawwir, Nuzul berarti ضدّ الصعود , الهبوط (turun)[1]. Menurut al-Raghib al-Isfahaniy, secara etimologi kata Nuzul berarti الإنحدار من العلوّ إلى الأسفل yakni meluncur atau turun dari atas kebawah.[2] Nuzul dalam pengertian ini seperti yang terdapat dalam QS al-Baqarah ayat 22:
tAtRr&ur z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB ylt÷zr'sù ¾ÏmÎ/ z`ÏB ÏNºtyJ¨V9$# $]%øÍ öNä3©9 (
dan dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu…” (al-Baqoroh [2] : 22)
            Terdapat sebagian madzhab yang mena’wilkan makna النزول berbeda dengan makna aslinya yang sudah dikenal. Menurut Jahmiyah, أنزل  bermakna خلق berarti menciptakan. Menurut Kilabiyah, أنزل bermakna الإعلام به وإفهامه yang artinya memberitahukan dan memahamkannya.

2.      Al-Qur’an
Al-Qur’an secara etimologi merupakan mashdar dari  قرأ يقرأ  قرآن قراءة  bermakna الجمع و الضم yakni mengumpulkan dan menghimpun, sedangkan, قراءة bermakna mengumpulkan huruf-huruf dan kata-kata antara satu dengan yang lainnya yang tersusun rapi.[3]
¨bÎ) $uZøŠn=tã ¼çmyè÷Hsd ¼çmtR#uäöè%ur ÇÊÐÈ #sŒÎ*sù çm»tRù&ts% ôìÎ7¨?$$sù ¼çmtR#uäöè% ÇÊÑÈ
Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu”. (al-Qiyaamah [75] : 17-18)
           
            Sedangkan definisi al-Qur’an secara terminologi, telah banyak dikemukakan oleh Ulama’, antara lain:
a)      Menurut Manna’al-Qaththan[4]
كلام الله تعالى المنزّل على نبيّه محمّد صلّى الله عليه وسلّم المتعبد بتلاوته
Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi SAW, membacanya bernilai ibadah
b)      Ali ash-Shobuni memberikan definisi bahwasanya Al-Qur’an adalah:
كلام الله المعجز المنزّل على نبيّه محمّد صلّى الله عليه وسلّم بوسطة جبريل المكتوب فى المصحف المنقول بالتواتر المتعبد بتلاوته من أوّل الفاتحة إلى آخر سورة النلس
 Firman Allah yang mu’jiz diturunkan kepada nabi Muhammad saw melalui malaikat jibril yang tertulis dalam mushaf, diriwayatkan secara mutawatir menjadi ibadah bagi yang membacanya diawali dari surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas.[5]
c)      Menurut Imam Al-Zarqoni, Al-Qur’an adalah:
اللفظ المنزّل على النبى صلّى الله عليه وسلّم من أوّل الفاتحة إلى آخر سورة الناس
lafaz yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw diawali dengan surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas.[6]
Jadi, dapat ditarik konklusi dari beberapa pengertian diatas, definisi terminologi nuzulul Qur’an adalah turunnya firman Allah yang mu’jiz diturunkan kepada nabi Muhammad saw melalui malaikat jibril yang tertulis dalam mushaf, diriwayatkan secara mutawatir menjadi ibadah bagi yang membacanya diawali dari surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Naas.

B.     CARA PENURUNAN AL-QUR’AN
Allah menurunkan Al-Qur’an Al-Majid sekaligus dari Lauhul Mahfudh ke langit dunia pada malam Lailatul Qadr, lalu menurunkannya secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril AS untuk menjawab segala tantangan yang dihadapkan oleh orang kafir kepada Nabi SAW dan mengatasi segala problem umat.
1.      Penurunan Al-Qur’an Secara Sekaligus
!$¯RÎ) çm»oYø9tRr& Îû Ï's#øs9 Íôs)ø9$# ÇÊÈ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. (QS. al-Qadr [97] : 1).
!$¯RÎ) çm»oYø9tRr& Îû 7's#øs9 >px.t»t6B 4 $¯RÎ) $¨Zä. z`ƒÍÉZãB ÇÌÈ
Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. (QS. Ad-Dukhan [44] : 3)
ãöky­ tb$ŸÒtBu üÏ%©!$# tAÌRé& ÏmŠÏù ãb#uäöà)ø9$# Wèd Ĩ$¨Y=Ïj9 ;M»oYÉit/ur z`ÏiB 3yßgø9$# Èb$s%öàÿø9$#ur 4
(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (Al-Baqoroh [2] : 185).
أنزل القرآن جملة واحدة إلى السماء الدنيا ليلة القدر ثمّ أنزل بعد ذالك فى عشرين سنة
( رواه النسائى عن ابن عباس )
“Al-Qur’an diturunkan secara sekaligus ke langit dunia pada Lailatul Qadar, kemudian setelah itu diturunkan (secara bertahap) selama dua puluh tahun.” (HR. an-Nasa’I dari Ibnu Abbas).
Mengenai cara penurunan Al-Qur’an, terdapat 3 pendapat:
a)      Pendapat Ibnu Abbas dan sejumlah Ulama’ yang mengatakan bahwa turunnya Al-Qur’an itu sekaligus ke Baitul Izzah di langit dunia, kemudian diturunkan secara bertahap ke Nabi SAW selama 20 atau 23 atau 25 tahun sesuai dengan lamanya Nabi SAW tinggal di Makkah setelah diutus (sekaligus dan berangsur-angsur).
b)      Diriwayatkan oleh asy-Sya’bi bahwa Al-Qur’an diturunkan pertama kali pada saat Lailatul Qadr di bulan Ramadan yang diberkahi, selanjutnya secara bertahap diturunkan sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi kurang lebih 23 tahun (melalui satu macam proses yaitu berangsur-angsur).
c)      Ijtihad sebagian Mufassir yang menyatakan bahwa Al-Qur’an diturunkan ke langit dunia selama 23 malam Lailatul Qadr. Wahyu yang diturunkan pada satu malam Lailatul Qadr itu untuk diturunkan secara berangsur-angsur selama satu tahun kepada nabi. Pendapat ini tidak mempunyai dalil.

2.      Penurunan Al-Qur’an Secara Berangsur-angsur
Berdasarkan firman Allah SWT
$ZR#uäöè%ur çm»oYø%tsù ¼çnr&tø)tGÏ9 n?tã Ĩ$¨Z9$# 4n?tã ;]õ3ãB çm»oYø9¨tRur WxƒÍ\s? ÇÊÉÏÈ
“Dan Qur’an telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu mebacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.” (al-Isra’ [17]:106)
¼çm¯RÎ)ur ã@ƒÍ\tGs9 Éb>u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÊÒËÈ