Kamis, 29 Desember 2011

ulumul quran



                ULUM AL-QUR’AN
A.      Pengertian Ulum al –Quran
Ulum al-qur’an berasal dari bahasa Arab,kata majemuk yang terdiri atas dua kata,yaitu: ‘ulum(jamak dari ‘ilm,ilmu)yang berarti ilmu-ilmu;dan al-Qur’an,kitab suci
                Al-Qur,an adalah mujizat Allah yang sekaligus merupakan mukjizat,yang diturunkan kepada Nabi Muhammadi  Saw dalam bahasa Arab,yang sampai kepada umat manusia dengan cara al-tawatur (langsung dari Nabi Muhammad Saw kepada orang banyak),yang kemudian termaktub dalam bentuk mushaf,dimulai dari surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat al-Nas.
                Secara istilah,para ulama telah merumuskan berbagai defenisi ‘Ulumul Qur’an.Al-Zarqani  merumuskan definisi’Ulumul Qur’an sebagai berikut:
Artinya:                “ Beberapa pembahasan yang berhubungan dengan Al-Qur’an  Al karim,dari segi turunannya,urut-urutannya, pengumpulannya,penulisannya,bacaannya,penafsirannya,mukjizatnya,nasikh dan mansukhnya,penolakan hal-hal yang bisa menimbilkan keraguan terhadapnya,dan sebagainya”.

Manna Al Qaththan memberikan defenisi berikut :
Artinya: “Ilmu yang mencakup pembahasan-pembahasan yang behubungan dengan al-Qur’an,dari segi pengetahuan tentang ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah,dan hal-hal lain yang ada hubungannya dengan Al-Qur’an”.[1]
                Selain defenisi diatas,masih kita dapati pula defenisi yang lain seperti :As Suyuti dalam kitab Itmamu Al Dirayah memberiakn defenisi  bahwa ‘ulum al-Qur’an,ialah :

Artinya: “Ulum Qur’an ialah suatu ilmu yang membahas tentang keadaan al-Qur’an dari segi turunnya,sanadnya,adabnya,makna-maknanya baik yang berhubungan dengan lafal-lafalnya maupun yang berhubungan dengan hukum-hukumnya dan sebagainya.
                Dari defenisi-defenisi diatas,kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ‘ulum al-Qur’an adalah suatu ilmu yang lengkap dan mencakup semua ilmu yang ada hubungannya dengan al-Qur’an baik berupa ilmu-ilmu agama,seperti Ilmu Tafsir,maupun berupa ilmu-ilmu bahasa Arab .
                Di antara cabang-cabang  ‘Ulum  al –Qur’an itu,beberapa diantaranya ada yang hampir selalu dibahas dalam seluruh kitab Ulum al-Qur’an.Para ulama sepakat menyatakan terdapat cabang-cabang terpenting, yakni :
- Ilmu tentang sebab-sebab turunnya ayat-ayat al –Qur’an
- Ilmu tentang kemukjizatan al- Qur’an
- Ilmu tentang ayat yang menghapus (hukum) ayat lain dan ayat yang dihapus (hukumnya)oleh ayat lain.
- Ilmu tentang hukum-hukum al-Qur’an)
- Ilmu tentang keutamaan-keutamaan al-Qur’an
- Ilmu tentang takwil al-Qur’an
 -Ilmu tentang ayat-ayat yang jelas dan samar
- Sejarah al-Qur’an,pembukuannya,salinan-salinannya dan bentuk tulisannya
- Ilmu tentang tata bahasa al-Qur’an
- Ilmu tentang bacaan-bacaan al-Qur’an

B.Sejarah Perkembangan Ilmu al-Qur’an
                Al-Qur’an menegasakan bahwa penerimaan wahyu Al-Qur’an adalah Nabi Muhammad Saw.Lebih dari itu,Nabi Muhammad Saw yang telah di beri otoritas menerangkan(menafsirkan) Al- Qur’an.Karenanya,mudah dimengerti jika orang yang mendapat gelar al mufassir al awwal (mufassir al-Qur’an yang pertama) adalah Nabi Muhammad Saw.Beberapa ayat ini,mengingatkan status kemufassiran Nabi Muhammad Saw :



Artinya: Hai Rasul,sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari tuhanmu.Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu,berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya.Allah akan memelihara kamu dari (gangguan) manusia.Sesunguhnya Allah tidakmmemberi petunjuk kepad orang-orang yang kafir.(al-Maidah/5:67).

Artinya : Dan kami  tidak menurunkan kepadamu Al-kitab (Al-Qur’an),melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk serta rahmat bagi kaum yang beriman (QS :An Nahl : 64).
                Setiap kali Nabi Muhammad Saw menerima dan menyampaikan ayat-ayat Al –Qur’an kepada para sahabatnya,selama itu pula beliau menerangkan isi kandungannya.Dan Nabi Muhammad Saw pun dengan penuh tanggung jawab selalu saja menerangkan isi kandungan ayat-ayat al-Qur’an,seiring dengan proses penurunannya yang berjalan sedikit demi sedikit.
                Para sahabat nabi adalah orang-orang pertama yang menerima al-Qur’an langsung dari Nabi Muhammad Saw setelah Rasulullah menerimanya dari Jibril.
                Minat para sahabat untuk memahami kandungan al-Qur’an sangat besar,para sahabat Nabi adalah asli orang-orang Arab.Karena mereka mampu memahami hampir seluruh ayat al-Qur’an yang turun kepada Nabi Muhammad Saw.Kalau mereka menghadapi ayat-ayat al –Qur’an yang sulit mereka pahami,seketika itu mereka menanyakan langsung kepada Rasullulah Saw.[2]Hal itu merupakan suatu kehormatan bagi mereka.dikatakan oleh Anas r.a.: “Seseorang diantara kami bila telah membaca surah al-Baqarah dan Ali Imran,orang itu menjadi hukum-hukumnya.
                Penafsiran dan penjabaran yang diberikan Rasulullah Saw.terhadap al-Qur’an baik melalui ucapan,perbuatan dan taqrir(sikap persetujuannya) yang kemudianmenjelma  menjadi hadis/Sunnah Rasulullah Saw,merupakan soko utama bagi perkembangan tafsir-ilmu tafsir khususnya dan Ulum al-Qur’an pada umumnya,baik dimasa para sahabat dan kemudian tabi’in maupun generasi seterusnya sampai sekarang.
                Nabi Muhammad Saw meupakan penafsir utama dan pertama al-Qur’an.Allah menurunkan kepadanya al-Qur’an dan mengajarkan segala sesuatu yang belum diketahuinya.Oleh karean itu,selama Nabi dan para sahabat besar yang banyak menerima pengajaran al-Qur’an dari Nabi masih hidup,belum ada kebutuhan untuk menulis buku-buku tentang ilmu al-Qur’an.Ada berapa alasan mengapa para sahabat sepeninggal Nabi Muhammad tidak menulis apa yang mereka terima dari Nabi yang berkenaan dengan ilmuilmu Al-Qyr’an diantaranya:
1.       Para sahabat Nabi,sebagaimana umumnya orang-orang Arab ketika itu,memiliki daya hafal yang sangat kuat.Apa yang mereka terima dari Nabi merka simpan dalam ingatan mereka dam mereka mampu mengunkapkannya kembali segera ketika dibutuhkan.
2.       Sebagian sahabat Nabi adalah orang-orang yang buta aksara
3.       Alat tulis mereka ketika itu tidak mudah didapat
4.       Yang lebih penting lagi adalah bahwa Rasulullah Saw sendiri melarang sahabatnya menulis sesuatu yang bukan al-Qur’an.
Pada masa sahabat,hal-hal yang berkaitan dengan ilmu al-Qur,an yang berasal dari Rasulullah Saw diriwayatkan secara lisan dari seorang sahabat kepada sahabt lain atau generasi sahabat kepada generasi tabi’in. 
                Al imam al Zarkasyi mengatakan bahwa Sesungguhnya al-Qur’an pada masa Rasulullah saw belumlah di tulis dalam satu mushaf agar supaya tidak mengalami perubahan pada setiap waktu,maka oleh karena itu penulisan al-Qur’an dalam satu mushaf itu diakhir sampai sempurnanya turunnya al-Qur’an setelah kematian Rasulullah Saw[3]
                Pada masa kekhalifahan Abu Bakar al Shiddiq,naskah-naskah yang ditulis  para sekretaris  Nabi Saw dikumpulkan menjadi satu dan disimpan.Baru pada saat masa Kekhalifaan Usman ibn Affan,naskah itu dikeluarkan untuk ditulis ulang dan disusun kembali.Naskah al-Qur’an yang baru  ditulis itu kemudian dijadikan sebagai naskah standar(induk),yang kemudian dikenal sebagai mushaf al Usmani dalam hal ini,Usman telahmeletakkan dasar  ilm rasm al-Qur’an (ilmu tentang bentuk tulisanal-Qur’an).
                 Penulisan naskah standar dan pengirimannya kedaerah-daerah itu dilakukan atas usul  Hudzaifah ibn Yaman yang melihat perselisihan antara penduduk Syam dan Irak dalam hal bacaan al-Qur’an.Disamping itu,untuk memelihara kelurusan bahasa al-Qur’an ,Ali bin Abi Thalib menginstrusikan kepada Abu al-Aswad al Duwali untuk menyusun tata bahasa Arab sesuai dengan naskah al-Qur’an,dengan instruksi  Ali ibn Abi Thalib sebenarnya mendorong munculnya  ilm i’rab al Qur’an,suatu cabang  ilmu al Qur’an yang menkaji al-Qur’an dari segi tata bahasanya.
                Demikianlah awal perkembangan beberapa cabang ilmu al-Qur’an.Dengan singkat dapat dikatakan bahwa para perintis Ilmu al-Qur’an dari generasi sahabat,tabi’in dan generasi tabi’in at tabi’in,adalah sebagai berikut :


1         Dari kalangan sahabat : Abu Bakar al- Shiddiq, Umar ibn al- Khaththab, Utsman ibn Affan, Ali ibn Abi Thalib, Abdullah ibn Abbas, Abdullah ibn Mas’ud, Zaid ibn Tsabit, Ubay        ibn Ka’ab dan Abdullah ibn Zubair.
2         Dari kalangan tabi’in : Mujahid, ‘Atha’ ibn Abi Rabah, Ikrimah,Qatadah, Hasan al  Bashri, Alqamah ibn Qais, dan Zaid ibn Aslam.
3         Dari kalangan tabi’in tabi’in : Malik ibn Anas[4]

Di masa awal Islam,istilah Ulumul Qur’an itu sendiri sesungguhnya belum lahir.Benar bahwa Rasulullah Saw dan para sahabatnya sangat memahami dan menguasai ilmu-ilmu al-Qur’an .Bahkan,menyangkut hal-hal tertentu,tetapi,bidang-bidang pengetahuan mereka  tentang al-Qur’an itu jauh lebih tinggi di bandingkan dengan para ulama generasi sesudah sahabat.Adapun sejarah pertumbuhan dan Perkembangan ‘Ulumul Qur’an’ dari masa ke masa :

1.       Abad I ,II ,III
Metode penyampaian ilmu pengetahuan pada waktu itu,termasuk ilmu-ilmu al-Qur,an,di zaman awal-awal Islam bahkan hingga masa-masa tabi’ al- tabi’in,lebih banyak mengandalkan metode sima’i(pendengaran) dan musyafahah (penyampaian dari mulut ke mulut ).Sedangkan dalam bentuk tulisan,dapat dikatakan jarang kalau kurang tepat dikatakan tidak ada.
2.       Abad III dan IV
Penyampaian ilmu-ilmu al-Qur’an melalui tulis menulis dalam arti pembukuan,di perkrakan muncul pada abad ini.Dalam bidang ilmu Asbab an Nuzul,tercatat nama Ali Ibn al Madini “guru Al Bukhari” yang mengarang buku Asbab an Nuzul dan Abu Ubaid al Qasim Ibn Salam yang menulis buku tentang al Nasikh wa mansukh.Keduanya ulama abad ketiga hijriah.
3.       Abad IV, V,dan VII
Sedangkan dari uluma-ulama abad kekempat hijriah,kelima dan seterusnya,masing-masing tercatat nama-nama : Abu Bakar al Sijistani dalam bidang Gharib Al-Qur’an (abad keempat),Ali Ibn Sa’id al Hufi (abad kelima)dalam bidang al-Qur’an ,Abu Al Qasim Abd Al Rahman yang lebih populer dengan sebutan Al sabili (abad keenam) dalam bidang Mubhamat Al-Qur’an ,Ibn Abdul salam(abad ketujuh)
4.       Abad VI, VII, dan VIII
Pada abad ini,Ibn al Jauzi (w. 597),menyusun dua kitab yang masing-masing berjudul Funun al afnan fi- Ulum Al-Qur’an dan al Mujtabah fi- Ulum tata’allaq bi Al-Qur’an.Abad ketujuh.Alam al Din al Sakhawi (w.651) menyusun buku Jamal al Qurra’,pada abad kedelapan.Badr al- Din al Zarkasyi menyusun al Burhan fi Ulum al Qur’an (empat jilid).
5.       Abad IX
Adapun pada abad ini,al Suyuti menyusun al Itqhan fi Ulum Al –Qur’ankemudian diikuti oleh ulama-ulama lain yang lahir berikutnya. Termasuk Syeikh Thahir Al jazari,yang menyusun buku  Al Tibyan Fi ulum Al Qur’an setebak hampir 800 halaman.


B.      Lingkup Pembahasan ‘Ulumul  Qur’an[5]

Ulumul Qur’an adalah suatu ilmu yang mempunyai ruang lingkup pembahasan yang luas.Ulumul Qur’an meliputi semua ilmu yang ada kaitannya dengan al-Qur’an,baik berupa ilmu-ilmu agama,seperti ilmu-ilmu tafsir maupun ilmu-ilmu bahasa Arab,seperti ilmu Balaghah dan ilmu i’rab al-Qur’an.ilmu-ilmu tersebut yang terdefinisi ini berupa ilmu tentang sebab turun ayat-ayat,urutan-urutannya,penulisannya,qiraatnya, tafsirny,  kemukjizatannya daa sebagainya.
Namun demikian,Ash Siddieqi memandang segal macam pembahasan ‘Ulumul Qur’an’ itu kembali kepad beberapa pokok persoalan saja sebagai berikut :
1.       Persoalan Nuzul

        Persoalan ini menyangkut dengan ayat-ayat yang diturunkan di mekah yang disebut dengan Makkiyah,ayat-ayat yang diturunkan di Madina disebut madaniyah, ayat-ayat yang diturunkan ketika Nabi berada di kampung yang disebut dengan Hadariyah,  ayat-ayat yang diturunkan ketika Nabi dalam perjalanan di sebut Safariyah,ayat-ayat yang turun di malam hari disebut dengan Lailiyah, dan yang diturunkan pada musim dingin disebut dengan Sitaiyah.Persoala ini menyangkut tiga hal :[6]

a. Waktu dan tempat turunnya Al-Qur’an
b. Sebab sebab turunnya Al-Qur’an
c . Sejarah turunnya Al—Qur’an
2.       Persoalan Sanad
Persoalan meliputi hal-hal yang menyangkut sanad dan mutawatir,yang ahad,yang syaz,bentuk-bentuk qiraat Nabi,para periwayat dan para penghafal Al qur’an dan cara tahammul (penerimaam wahyu).Persoalan ini menyangkut tentang enam hal :
a. riwayat mutawatir
b. riwayat ahad
c .riwayat syadz
d. macam-macam qiraat Nabi
e. par perawi dan penghafal Al -Qur’an,dan
f. cara-cara penyebaran riwayat
                3.   Persoalan Ada’ Al Qiraah (Cara membaca Al Qur’an)
                4.   Persoalan yang menyangkut Lafal Al-Qur,an
                        Yaitu tentang gharib (pelik),mu’rab(menerima perubahan akhir kata),majaz(metafora),muradif (sinonim) ,asti’arah (metafor), dan tasybih (penyerupaan). Persoalan ini menyangkut beberap hal berikut ini :

                                                            
                               


[1] Manna’ al-Qaththan,Mabahist fi U’lum al-Qur’an,Hal 15
[2] Subhi al-shalih,Membahas ilmu-ilmu al-Qur’an,  jakarta:Pustaka Firdaus,1995,hal 143
[3] Dr Muhammad Bakri Ismail,Dirasat fi Ulumil quran,hal.117
[4] Ibid.,h. 149;baca juga Manna al- Qqththan, hal 13
[5] Ahmad Syadali,M.A,Ulumul Qur’an I,h.17
[6] Rosihan Anwar, Ulumul Qur’an, Pustaka Setia,h.15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar